Perjalananku yang pertama diawali saat
duduk di sekolah taman kanak-kanak atau lebih panjang lagi, bisa disebut “TK”.
Sekolah TK ane berada di tengah-tengah desa . Tiap pagi seperti anak-anak
lainya yang diantarkan oleh bunda mereka masing-masing untuk berangkat ke
sekolah, ane juga nggak mau kalah untuk di antarkan oleh ibu ane. #Bukan berarti
anak mama, tapi posisinya masih kecil dan masih ingusan. Nama beken ane saat
itu “Dho”, mungkin agar simple atau bisa jadi di ambil dari not lagu “DhoReMi
FaSolLaSiDoo” #Garing. Ane anaknya
disiplin, rapi, dan nggak terlalu rajin. Tiap berangkat sekolah ane berpakaian
rapi dengan bawahan hijau dan atasan putih dilengkapi dengan rompi, sepatu
hitam, sabuk kulit hitam, berdasi hijau dan tak lupa topi hijau. Tapi dibalik
itu ane anak yang pemalu dan penakut.
Hari pertama ane masuk sekolah, karena
ane anak yang penakut, ane masuk kelas di temani ibu ane, tenang ada teman ane
juga begitu #Jadi Nggak Sendirian. Saat itu ibu guru menyapa kami dengan ceria
“Selamat pagi semua” semua pun menjawab
“Pagi Ibu Guru” #Dibaca Dengan Intonasi Slow
Seperti
halnya kata pepatah “Tak Kenal Maka Kenalan” ibu guru mengajak kami untuk
saling berkenalan. Karena ane duduk paling depan, ane diberi kesempatan kenalan
di depan kelas pertama kali, Waduh gugupnya ngaak karuan, mungkin bila
diumpamakan, saat itu gugupnya sama halnya saat nembak cewek #kayak Sudah
Pernah Aja. Saat sudah di depan kelas yang ada bukan kenalan tapi ane bernyanyi
SERIOSA #nangis. Sejak saat itulah ane sadar kalau ane ini pemalu dan
penakut.
Masa-masa ane belajar, tak
henti-hentinya ada cerita “nangis”. Meskipun tangga belajar ane naik satu
tingkat dari TK kecil ke TK besar. #Badanya apa ya???, entahlah.. tetep nggak
ketinggalan akan cerita nangis nya. Melihat temen-temen yang lain
tangguh-tangguh, dalam benak ane nggak mau kalah dengan sosok cewek yang sering
duduk disebelahku, namanya ane samarkan #Soalnya Cewek, sebut saja mawar, dia
anak kepala sekolah TK Al-Falah Sembayat waktu itu sih, ngak tahu apakah masih
jadi kepala sekolah sampai sekarang.
Jam Mulai berbutar, saat itu pukul tujuh
lebih tiga puluh menit dua detik #Kemungkinan Kurang Tepat, ada pelajaran
membuat kerajianan dari selang minuman, temen ane Mawar #Nama Samaran, dengan
terampilnya membuat sebuah karya yang memang sih nggak bagus-bagus amat, tapi
di satu sisi karya ane lebih ANCUR, saat itu yang bisa ane lakukan ya cuma
“nangis” #bukan Cengeng ..tapi..#Penakut.
Bayangin deh gimana jeleknya ane saat nangis #Cucian Kotor Direndam 1
Abad. Ane menangis tak henti-henti
tiba-tiba Mawar menghampiri ane..
“Jangan Nangis, ini ambil punyaku”. Air dari pelupuk mataku terbendung sudah
dah….dengan suara itu. Kalau kata anak zaman sekarang #so Sweet.
0 komentar: